Minggu, 31 Maret 2013

makalah teentang obat



KDM
MACAM-MACAM PEMBERIAN OBAT DAN CARA PEMBERIANNYA


Description: Logo sermas


DI SUSUN OLEH:
1.                  BRIAN FAJAR SAPUTRA
2.                  NURFAUZIAH MARYANTI
3.                  SERLI WINDI ASTUTI
4.                  SITI MU’MINAH
5.                  SUGENG PURWADI


AKPER SERULINGMAS CILACAP
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR



Bismillahirrahmanirrahim

              
               Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, lagi Maha Penyayang. Segala puji adalah milik Allah Tuhan yang maha mengatur lagi maha bijaksana, yang mahapenyayang lagi maha dermawan dan maha pengasih lagi maha pemurah. Karena hanya dengan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.


             Sebagai manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.


            Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam melaksanakan kuliah nanti. Amiieen. . . . . .












                                                        Cilacap, 22 Oktober 2012



                                                       Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan di bahas salah satu rute pemberian obat, yaitu rute pemberian obat secara PARENTERAL, memberikan obat pada pasien dengan menginjeksinya ke dalam tubuh.

B. Tujuan
           Tujuan disusunnya makalah mengenai cara pemberian obat secara Parenteral ini adalah :
1. Menjelaskan bagaimana harua melakukan persiapan pemberian obat parenteral.
2. Menjelaskan macam-macam cara pemberian obat
3. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi
4. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dan cara pemberiannya.






















BAB II
PEMBAHASAN

Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah merupakan salah satu tanggung jawab penting bagi seorang farmasis. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serta aturan pakai, namun bukan berarti tanpa reaksi yang dapat merugikan. Sebagai seorang Farmasis kita juga harus bisa mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam pemberian obat secara aman yang dikenal dengan prinsip enam benar.
Cara Pemberian obat ini adalah ada beberapa macam dan biasanya dilaksanakan dalam unit pelayanan kesehatan baik itu di Puskesmas, Klinik, ataupun dalam lingkup pelayanan Rumah Sakit.Dan berikut adalah beberapa cara pemberian obat sesuai dengan pendelegasian dari Medis yaitu :
1. Oral
2. Sublingual
3. Inhalasi
4. Rektal
5. Pervaginam
6. Perenteral
7. Topikal/lokal
1. Secara Oral
      Adalah obat yang cara pemberiannya melalui oral atau mulut. Untuk cara pemberian obat ini relatif praktis,aman dan juga ekonomis. Kekurangan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pasien sering muntah-muntah, diare, tidak sabaran, tidak kooperatif,dan tentunya kurang disukai jika rasanya pahit.Apalagi jika pasiennya adalah anak kecil.
2. Secara Sublingual
      Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa segera karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah pasien yang mempunyai penyakit jantung, seringkali memakai obat ini yang dinamakan ISDN / Isosorbid Dinitrat.
3. Secara Inhalasi
      Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus / saluran nafas. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma
4. Secara Rektal
      Adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik.Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bisa buang air besar.Biasanya dalam linkup Rumah Sakit pada pasien yang akan Operasi Besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar.
5. Secara Pervaginam
      Adalah obat yang cara pemberiannya melalui vagina.Untuk bentuk tidak jauh beda dengan pemberian secara rektal.Dan biasanya diberikan pada pasien-pasien yang hamil dan mengalami pecah ketuban dan diberikan agar merangsang kontraksi.
6. Secara Parenteral
      Adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung melalui pembuluh darah.Contohnya adalah sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya pemberian melalui parenteral ini adalah agar dapat langsung menuju sasaran dan efeknya lebih cepat. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.Maka sebagai perawat biasanya dalam memberikan ini benar-benar memperhatikan etiket serta nama obat dan cara pemberian
Pemberian Secara Parenteral ini bisa melalui berbagi cara diantaranya yaitu :
1. Intravena ( IV ).Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena   obat langsung masuk ke dalam vena, “onset of action” cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk obat yang menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa infus continue untuk obat yang waktu-paruhnya pendek (Joenoes, 2002).
2. Intramuskular ( IM ).”Onset of action” pemberian obat secara intramusculer bervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses absorpsi (Joenoes, 2002).
3. Subkutan ( SC ).”Onset of action” lebih cepat daripada sediaan suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama, obat dapat dipercepat dengan menambahkan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan (Joenoes, 2002).
7. Secara Topikal atau lokal
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-lain.
Cara Pemberian & Minum Obat - Banyak obat, banyak juga cara pemberiannya kepada pasien. Sediaan per-oral sering kita temukan dalam perkembangan pemberian obat. Namun, banyak Cara Pemberian & Minum Obat ke pasien selain per-oral. Mengapa hal ini terjadi?

Cara Pemberian Obat Ke Pasien didasarkan beberapa faktor, diantaranya : Faktor Formulasi. Faktor zat aktif serta stabilitasnya menjadi alasan bahwa obat dibuat dalam sediaan yang cocok untuk zat aktif tersebut.

Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat) dan keadaan pasien serta sifat-sifat fisiko-kimiawi obat, dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat.


A. Untuk Memberikan Efek Sistemik (Obat disebar ke seluruh tubuh)
1. Oral :
- Pemberiannya melalui mulut
- Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis
- Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, misalnya : Obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin)
- Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya
- Dapat juga untuk mencapai efek lokal misalnya : obat cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus
- Baik sekali untuk mengobati infeksi usus
- Bentuk sediaan oral : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan

2. Oromucosal :
Pemberiannya melalui mucosa di rongga mulut. Ada dua macam cara, yaitu :
a. Sub Lingual
- Obat ditaruh dibawah lidah
- Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif
- Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat misalnya : Pada pasien serangan Jantung dan Asma
- Keberatannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut
- Hanya untuk obat yang bersifat lipofil
- Bentuknya tablet kecil atau spray, contoh : Isosorbid Tablet
b. Bucal
- Obat diletakkan diantara pipi dan gusi
- Obat langsung masuk ke dalam aliran darah
- Misalnya obat untuk mempercepat kelahiran bila tidak ada kontraksi uterus, contoh : Sandopart Tablet

3. Injeksi :
- Pemberiannya dengan jalan suntikkan
- Efek yang diperoleh cepat, kuat dan lengkap
- Keberatannya lebih banyak dari pasien
- Alat suntik harus steril dan dapat merusak pembuluh darah atau syaraf jika tempat penyuntikkannya tidak tepat
- Terutama untuk obat yang merangsang atau dirusak oleh getah lambung atau tidak tidak diresorpsi oleh dinding usus

Jenis Injeksi lebih kurang ada 10 :
a. Subcutan/Hipodermal (sc) : Penyuntikkan dibawah kulit, Obatnya tidak mernagsang dan larut dalam air atau minyak, Efeknya agak lambat dan dapat digunakan sendiri misalnya : penyuntikan insulin pada penderita diabetes.

b. Intramuskular (im) : Penyuntikan dilakukan dalam otot misalnya, penyuntikan antibiotika atau dimana tidak banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya otot pantat atau lengan atas

c. Intravena (iv) : Penyuntikan dilakukan ke dalam pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh tubuh atau jaringan, Dapat menimbulkan reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak, shock, dsb. Infus intravena dengan obat sering dilakukan di rumah sakit dalam keadaan darurat atau dengan obat yang cepat metabolismenya dan eksresinya guna mencapai kadar plasma yang tetap tinggi

d. Intra arteri (ia) : Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi, Dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada Kanker Hati

e. Intra cutan (ic) : Penyuntikkan dilakukan dalam kulit, Absorpsi sangat perlahan misalnya
   pada tuberculin test dati Mantoux
f. Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum tulang belakang) misalnya untuk anestesi umum
g. Intra peritonial : Penyuntikan ke dalam selaput perut
h. Intra cardial : Penyuntikan ke dalam jantung
i. Intra pleural :Penyuntikan ke dalam rongga pleura (paru-paru)
k. Intra articulair : Penyuntikan ke dalam celah-celah sendi

4. Implantasi :
- Bentuk oral pellet steril, obat dicangkokkan dibawah kulit, terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin (estradiol dan testoteron)
- Resorpsinya lambat, satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara perlahan-lahan selama 3-5 bulan lamanya

5. Rectal :
- Pemberian obat melalui rectal (dubur)
- Bentuknya suppositoria dan clysma (Obat pompa)
- Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
- Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat
- Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan peroral, berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Contoh : pada pengobatan asma (amecain suppositoria) ; pada bayi (stesolid rectal, dalam pengobatan kejang akut)
- Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal misalnya untuk wasir dan laxativ
- Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep dan hanya mempunyai efek lokal


6. Transdermal :
- Cara pemakaian melalui permukaan kulit, berupa plester. Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu, masuk ke sistem peredaran darah, langsung ke jantung
- Umumnya untuk gangguan jantung misalnya angina pectoris, tiap dosis dapat bertahan 24 jam. Cth : Nitrodisk dan Nitroderm T.T.S. (therapeutic transdermal system)

B. Untuk Memberikan Efek Lokal (Pemakaian Setempat)
1. Intranasal :
- Obat diberikan melalui selaput lendir hidung
- Digunakan untuk menciutkan selaput/mukosa hidung yang membengkak (otrivin nasal drop)
- Bentuk sediaan : Drop dan Spray
- Cara ini dapat digunakan untuk efek sistemik misalnya untuk melancarkan pengeluaran ASI cth : Syntocinon nasal spray

2. Inhalasi :
- Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan                           - Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernafasan
- Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam wadah yang diberi tekanan dan mengandung zat pemancur (aerosol, cth : Alupent Metered Aerosol

3. Mukosa Mata Dan telinga :
- Obat diberikan melalui selaput/mukosa mata atau telinga, bentuk drop dan salep
- Obat dapat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan efek teknis

4. Intra Vaginal :
- Obat diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina
- Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan
- Bentuknya : Tablet, Salep, Krim dan Cairan bilasan

5. Kulit (Percutan) :
- Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit
- Kulit yang sehat sukar sekali dimasuki obat, tetapi bila terjadi kerusakan resorpsi dapat berlangsung
- Bentuk obat umunya salep dan krim
BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
      Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.

B. Saran
       Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
































DAFTAR PUSTAKA




1.      .L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses Keperawatan, 1996 ;     EGC; Jakarta.
2.      .  Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC; Jakarta.
3.      Aziz, Azimul; Kebutuhan dasar manusia II.
4.      Bouwhuizen, M; Ilmu Keperawatan Bagian 1; 1986; EGC; Jakarta.